My Blogger

My Blogger
love

Senin, 05 Desember 2011

Askeb BBL

1.         Pengertian Masa Neonatal
Bayi baru lahir umur 0 - 4 minggu sesudah lahir. Terjadi penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan, mulai bernafas dan fungsi alat tubuh lainya. Berat badan dapat turun sampai 10 % pada minggu pertama kahidupan yang dicapai lagi pada hari ke empat belas.  (FKUI,  2005).
2.         Penanganan Bayi Baru Lahir
Menurut Mochtar, Rustam. 1998
a      Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan mulut, hidung, dan mata dengan kapas atau kasa steril.
b      Jam lahir dicatat dengan stop-watch.
c      Lendir dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah dari kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah keluar.
d     Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian dijepit dengan klem jepit plastik atau diikat dengan pita atau benang tali pusat.
e      Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernapas, serta menggerakkan tangan dan kakinya, kulit akan bewarna kemerahan.
f       Bayi dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari lumuran darah, air ketuban, mekonium, dan vernik kaseosa. Adapula yang membersihkannya dengan minyak kelapa atau minyak zaitun.
g      Jangan lupa menilai bayi dengan nilai Apgar.
h      Bayi ditimbang berat badanya dan diukur panjang badan lahirnya kemudian dicatat dalam status.
i        Perawatan mata bayi : mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah Blenorrhoe.
j        Diperiksa juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi laki-laki, periksa apakah ada femosis dan apakah descensus testiculorum telah lengkap. Di beberapa Negara barat, pada bayi laki-laki segera dilakukan sirkumsisi, apalagi jika terdapat fimosis.
3.         Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Prawiroharjo, sarwono. 2002
a.    Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian turun sampai 140/menit – 120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.
b.    Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai dengan pernapasan cuping hidung, retraksi suprastenal dan intercostals, serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit.
c.    Nilai apgar 7-10 (Lihat tabel Apgar Score).
d.   Berat badan 2500 gram- 4000 gram.
e.    Panjang badan lahir 48-52 cm.
f.     Lingkar kepala 33-35cm.
g.    Lingkar dada 30-38 cm.
h.    Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
i.      Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk.
j.      Grasping reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas telapak tangan, bayi akan mengengam.
k.    Genatalia : labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada perempuan).
Testis sudah turun di scortum (pada laki-laki).
l.      Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.mekonium bewarna coklat kehijauan.
Tabel Nilai Apgar
Skor
0
1
2
1.    Apperence color/warna kulit
2.    Pulse/frekuensi jantung
3.    Grimace/reaksi terhadap rangsangan
4.    Activity / tonus otot
5.    Respiratori/usaha nafas
Pucat

tidak ada

tidak ada


lumpuh

tidak ada
Badan merah, ektrimitas biru
Dibawah 100

Sedikit gerakan mimik

Ekstrimitas dalam fleksi sedikit
Lemah, tidak teratur
Seluruh tubuh kemerah-merahan
Di atas 100

Menangis, batuk bersin

Gerakan aktif

Menangis kuat

4.         Perubahan-Perubahan Yang Segera Terjadi Sesudah Kelahiran
Menurut Prawiroharjo, sarwono. 2002
a      Gangguan metabolisme karbohidrat.
     Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang  65 mg/100 ml akan menurun menjadi 50 mg / 100 ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam pertama sesudah lahir di ambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/ 100 ml.
     Bila hal tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemi.
b      Gangguan umum.
     Sesaat sesudah bayi lahir suhu tubuh akan turun 20 c dalam waktu 15 menit melalui evaporasi, konvensi dan radiasi. Suhu lingkungan yang tidak baik  ( bayi tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 360 c – 370 c) akan menyebabkan bayi menderita hipotermi.
c      Perubahan System Pernapasan.
     Pernapasan pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainya. Seperti sentuhan dan perubahan suhu di dalam uterus dan di luar uterus.
            Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 sampai 10 ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara. Paru-paru berkembang, sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula.
d     Perubahan System Sirkulasi.
     Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan 02 dalam alveoli meningkat,  co2 turun sehingga aliran darah ke paru meningkat. Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arterious menutup. Dengan dipotongnya tali pusat, aliran darah dari plasenta melalui vena kava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada tekanan di atrium kanan. Ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu.
e      Perubahan Lain.
     Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi.
5.             Penilaian Bayi Untuk Tanda-Tanda Kegawatan.
Menurut Saifudin. 2002 semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan / kelainan yang menunjukan suatu penyakit.
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda berikut.
a.    Sesak nafas.
b.    Frekuensi pernapasan 60 kali / menit.
c.    Gerak retraksi di dada.
d.   Malas minum.
e.    Panas atau suhu badan bayi rendah.
f.     Kurang aktif.
g.    Berat lahir rendah ( 1500-2500 gram) dengan kesulitan minum.
6.         Perawatan Bayi Sehari-hari.
Menurut Prawiroharjo, Sarwono. 2002
a      Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi
mata dan muka sebaiknya diseka dengan air steril. Muka sebaiknya diseka setiap sesudah minum susu.
b      Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi kandida ( oral trus).
Bila ditemukan, hendaknya segera diobati dengan larutan gentian violet 1% yang baru dibuat atau dengan larutan Nystatin yang langsung diteteskan ke mulut bayi.
c      Kulit, terutama di lipatan (paha, leher, belakang telingga, ketiak),harus selalu bersih dan kering.
d     Tali pusat, pada umumnya tali pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari. Bila tali pusat belum puput maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan dengan betadine atau alcohol 70 %.
e      Kain popok harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing/ tinja. Pantat bayi dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan. Bila pantat terinfeksi, sebaiknya air pembersih pantat ditambah dengan zat septik.
f       Sebelum tali pusat lepas, debaiknya bayi diseka dengan air bersih
tapi karena kepercayaan, adat bayi harus dimandikan sejak lahir, maka sebaiknya ia dimandikan pada waktu berumur 6 jam.
7.         Praktik Memandikan Bayi
Menurut pelatihan Asuhan Persalinan Normal. 2007, yaitu:
a      Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi.
b      Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil ( suhu aksila antara 36,50c – 37,5oc). jika suhu tubuh bayi masih dibawah   36,5 c, selimuti kembali tubuh bayi dan tempatkan bersama ibunya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu satu jam.
c      Tunda untuk memandikan bayi jika bayi mengalami masalah pernapasan .
d     Pastikan ruangan hangat.
e      Mandiakna bayi secara tepat dengan air bersih dan hangat.
f       Segera keringkan bayi dengan handuk bersih dan kering.
g      Selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan kepala bayi diselimuti dengan topi bayi.
h      Ibu dan bayi disatukan ditempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya.  
8.         Merawat Tali Pusat
Menurut Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. 2007
a.    Jangan membungkus puting tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke putung tali pusat.
b.    Menggoleskan alkohol atau bethadine (terutama jika memotong tali pusat terjamin DTT atau steril ) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah / lembab.
c.    Lipat popok di bawah putung tali pusat.
d.   Jika putung tali pusat kotor, bersuhkan hati-hati dengan air DTT dan sabun segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
e.    Nasehati hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.
f.     Jika pangkal tali pusat ( pusat bayi ) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau darah, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir .
9.         Konsep Inisiasi menyusui dini.
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) merupakan program yang sangat gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu atau bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakan bayi yang baru lhir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan putting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Tahapanya adalah setelah bayi diletakan, dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, maka kemungkinan saat pertama kali di dada ibu, bayi belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau yang dicium dari tanganya, ini membantu dia menemukan putting susu ibu. Dia akan merangkak naik dengan menekankan kakinya pada perut ibu. Bayi akan menjilati kulit ibunya yang mengandung bakteri baik sehingga kekebalan bayi dapat bertambah. Dalam IMD ini bayi tidak boleh diberikan bantuan, bayi dibiarkan menyusu sendiri.
Manfaat inisiasi menyusu dini (Paramita, rahadian.2008)
Untuk ibu :
1.        Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi.
2.        Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko perdarahan sesudah melahirkan.
3.        Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi.
4.        Mengurangi stess ibu setelah melahirkan.
Untuk bayi :
1.      Mempertahankan suhu bayi agar tetap hangat.
2.      Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung.
3.      Kolonisasi bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal.
4.      Mengurangi bayi menanggis sehingga mengurangi stress dan tenaga yang dipakai bayi.
5.      Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara ibu untuk mulai menyusu.
6.      Mengatur tingkat kadar gula dalam darah dan biokimia lain dalam tubuh bayi.
7.      Mempercepat keluarnya mekonium ( kotoran bayi bewarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban ).
8.      Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga menggurangi kesulitan menyusu.
9.      Membantu perkembangan persarafan bayi ( nervous sistem ).
10.   Memperoleh kolotrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi.
11.  Mencegah terlewatnya puncak “ reflek menghisap” pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, reflek akan berkurang cepat, dan hanya muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian.
B.       Landasan Teori Askeb
1.    Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan atau penatalaksanaan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketranpilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien(varney, 1997 dalam Pusdiknakes, 2003).
2.    Manajemen kebidanan menurut varney
Manajemen asuhan kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, sistematis dan saling berkesinambungan. Ketujuh langkah yang dirumuskan oleh Varney (1997) tersebut antara lain :
a.    Tahap pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1)   Identitas atau biodata
a)      Nama bayi
b)      Nama orang tua
c)      Tanggal lahir
d)     Jam lahir
e)      Jenis kelamin
f)Alamat
2)   Riwayat kehamilan
a)      G…P…A…
b)      Umur kehamilan
c)      ANC…kali di…
d)     Imunisasi TT…kali
e)      Kenaikan berat badan…kg
3)      Riwayat penyakit keluarga
a)      Jantung
b)      Hipertensi
c)      Diabetes melitus
d)     Asthma
e)      Epilepsy
f)Hepatitis
g)      TBC
h)      Penyakit Menular Seksual
4)   Riwayat persalinan
a)      Kala I
b)      Kala II
c)      DJJ
d)     TBJ
e)      Warna air ketuban
f)Kaput
g)      Lahir jam
h)      Nilai pagar
5)   Pemeriksaan fisik
a)      Keadaan umum
b)      Vital sign
c)      Berat badan
d)     Panjang badan
e)      Lingkar kepala
f)Lingkar dada
g)      Pemeriksaan
      Kepala, muka, ubun-ubun, mata, telingga, mulut, hidung, leher,    dada, tali pusat, punggung, ekstrimitas, genetalia, anus
6)   Reflex
a)      Moro
b)      Rooting
c)      Sucking
d)     Grasping
e)      Walking
f)Tonic neck
7)   Eliminasi
a)      Miksi
b)      Mekonium
8)      Pemeriksaan penunjang laboratorium

b.   Interpretasi data
            Pada langkah kedua ini data dasar yang telah dikumpulkan di interpretasikan  sehingga ditemukan masalah utama dan masalah penyerta. Hasil perumusan masalah merupakan keputusan yang ditegakan oleh bidan yang disebut diagnose kebidanan. Pada langkah ini, bidan mengidentifikasikan diagnose kebidanan berdasarkan data / kondisi terbaru dari pasien yang bersifat gawat daruat ( kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada pasien berdasarkan keadaan sekarang
Contoh :
1)   Diagnose
Contoh : Seorang bayi baru lahir umur…, lahir spontan, normal,kondisi baik.
Dasar       :   Jam lahir bayi
           Jenis persalinan
           Nilai apgar
                           Pemeriksaan fisik
2)   Masalah : ……
Dasar     :   Apa yang dikeluhkan ibu
3)   Kebutuhan  :   apa yang dibutuhkan ibu

c.    Diagnose potensial
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi diagnosa potensial berdasarkan diagnose yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, apabila memungkinkan, maka dilakukan pencegahan, sehingga langkah ini sangat penting dalam melakukan asuhan yang aman.
d.   Tindakan segera
Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan, dimana bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera untuk dikonsultasikan atau ditanggani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
e.    Rencana tindakan
Menurut Asuhan Persalinan Normal (APN) tahun 2007, rencana asuhan kepada bayi baru lahir antara lain :
1)   Lakukan penilaian selintas.
2)   Keringkan tubuh bayi .
3)   Setelah dua menit, jepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat bayi, dorong isi tali pusat ke arah ibu dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm dari klem pertama.
4)   Pegang tali pusat yang telah dijepit dengan satu tanggan dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara dua klem tersebut.
5)   Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril.
6)   Lakukan Inisiasi Menyusu Dini.
a)      Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi dan usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
b)      Selimuti bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
c)      Biarkan bayi merayap untuk menemukan putting susu ibu untuk menyusu.
d)     Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit selama satu jam.
7)   Setelah satu jam, lakukan pengukuran antropometri bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis dan vitamin K1 1 mg di paha kiri anterolateral.
8)   Periksa   kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali per menit) serta suhu tubuh normal (36,50c -37,50c).
9)   Berikan Imunisasi Hb1.
10)    Lakukan perawatan sehari-hari.
f.     Implementasi
            Merupakan pelaksanaan atas rencana tindakan yang dilaksanakan oleh bidan bersama pasien dan keluarga secara efisien dan aman.
g.    Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali penatalaksanaan proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
     Tahap evaluasi digunakan untuk mengukur kemajuan dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Semakin banyak hasil dari implementasi dalam evaluasi yang sesuai dengan criteria merupakan indikasi semakin dekatnya keberhasilan yang diharapkan.

Dalam setiap memberikan asuhan kebidanan , kondisi atau keadaan klien harus senantiasa dipantau dengan menggunakan catatan perkembangan sampai klien pulang. Dalam catatan perkembangan, metode pendokumentasian yang digunakan adalah SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Plan). Soap adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis yang terdiri dari empat langkah, antara lain :
a      S (Subjektif)
Apa yang dikatakan klien tersebut dan atau apa yang dikatakan orang lain atau tim medis yang sebelumnya mengetahui serta mengamati keadaan klien.
b      O (Objektif)
Apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan saat melakukan pemeriksaan.
c      A (Analisa)
Kesimpulan dari data-data subjektif dan objektif tersebut.
d     P (Plan)
Apa yang direncanakan dan dilaksanakan dalam pemberian asuhan sesuai keadaan klien serta mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang telah dilakukan.











BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KASUS
I.       PENGKAJIAN
Tanggal           : 15 Januari 2009
Jam                  : 23.15 WIB
Tempat            : Bps.Amanah. Keden, Pedan Klaten
A.    Identitas
1.    Nama bayi          : Bayi Ny. W
2.    Nama orang tua  : Ny.W
3.    Tanggal lahir      : 15 Januari 2009
4.    Jam lahir             : 23.10
5.    Jenis kelamin      : laki-laki
6.    Alamat               : Jetis wetan, Pedan
B.     Riwayat kehamilan
1.    G1PoA0.
2.    Umur kehamilan 39 minggu 4 hari.
3.    ANC 12 kali di bidan.
4.    Imunisasi TT 2 kali.
5.    Kenaikan berat badan 10 kg.


C.     Riwayat penyakit keluarga
1.    Jantung               : tidak ada
2.    Hipertensi           : tidak ada
3.    Diabetes mellitus            :tidak ada
4.    Asthma   : tidak ada
5.    Epilepsy : tidak ada
6.    Hepatitis : tidak ada
7.    TBC       : tidak ada
D.    Riwayat persalinan
1.    Kala I     : mulai jam 18.00
2.    Kala II    : mulai jam 23.00
3.    DJJ         : 144 x/menit, teratur
4.    TBJ         : (31-12)x155 = 2850 gram
5.    Warna air ketuban          : jernih
6.    Kaput                 : tidak ada
7.    Lahir jam            : 23.10
8.    Bayi menangis keras.
9.    Bayi bergerak aktif.
E.     Pemeriksaan fisik
a.    Keadaan umum  : baik  
Kesadaran          : CM
b.    Vital sign                       
   Denyut jantung : 120x/menit              S : 36,80C                    R : 40 x/mnt   
c.    Berat badan        : 2800 gram    
d.   Panjang badan    : 49 cm
e.    Lingkar kepala   : 34 cm
f.     Lingkar dada      : 33 cm
g.    Pemeriksaan
Kepala tidak ada benjolan, muka tidak odema, konjugtiva tidak anemi, sklera tidak ikterik, telinga tidak ada sekret, tidak ada celah pada bibir, ada lubang hidung, dada simetris, abdomen ada peristaltik, tali pusat segar, lubang anus ada, jari tangan kaki lengkap.
      Reflex
1.    Moro      : bayi memeluk ibu saat dilaksanakan Inisiasi Menyusu Dini.
2.    Rooting  : bayi mencari putting ibu saat dilakukan Inisiasi Menyusu Dini.
3.    Sucking  : bayi menghisap kuat pada putting.
4.    Grasping : tangan bayi bisa mengengam jari ibu.
5.    Walking  : jari kaki bayi bergerak-gerak saat dipegang.
6.    Tonic neck          : leher bayi menengok kanan-kiri saat dilakukan IMD.
F.      Eliminasi    : BAB : 1x                   BAK : 2x
G.    Pemeriksaan penunjang laboratorium
Tidak dilakukan.




II.    INTERPRETASI DATA
A.                 Diagnosa :
Bayi Ny.W lahir dengan berat badan 2800 gram, umur 1 hari lahir spontan, masa kehamilan 40 minggu.
Dasar   :
Bayi lahir spontan tanggal 15 januari 2009 jam 23.10
Jenis kelamin : laki-laki
Bayi menangis keras dan bergerak aktif
BB       : 2800 gram                 PB       : 49 cm
B.                 Masalah           : tidak ada
C.                 Kebutuhan      :  Lingkungan yang hangat
   Nutrisi yang cukup

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.    PERENCANAAN
a.         Lakukan penilaian selintas pada bayi.
b.        Beritahu ibu dan keluarga keadaan bayi.
c.         Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat.
d.        Potong dan rawat tali pusat.
e.         Lakukan IMD pada bayi.
f.         Lakukan penimbagan/pengukuran pada bayi.
g.        Berikan salep mata.
h.        Injeksi vit,K Intramuskular di paha kiri anterolateral.
i.          Imunisasi Hepatitis B Intramuskular di paha kanan anterolateral.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 15 januari jam 23.15 Wib
a.         Melakukan penilaian selintas apakah bayi menangis kuat dan bergerak aktif.
b.        Memberitahu ibu dan keluarga keadaan bayi.
c.         Meletakan bayi di dada ibu.
d.        Mengeringkan tubuh bayi dengan halus tanpa membersihkan vernik, mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh bayi yang lainya kecuali bagian telapak tangan.
e.         Memakaikan topi dan menyelimuti tubuh bayi agar tetap hangat.
f.         Menganjuran ibu mendekap bayinya.
g.        Memotong tali pusat dan membungkus dengan kasa steril.
h.        Melakukan IMD.
Tanggal 15 Januari jam 00.15
i.          Menimbang berat badan bayi.
j.          Mengukur tingggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan bayi.
k.        Memberikan salep mata oxytetrasiklin.
l.          Menginjeksi vit.K (1 mg) Intramuskular di paha kiri.


m.      Tanggal 16 januari jam 01.15
n.        Menggedong bayi.
o.        Memberikan Imunisasi Hepatitis B Intramuskular di paha kanan.
VII.  EVALUASI
Tanggal 15 Januari jam 01.20 Wib
a.         Ibu dan keluarga mengetahui bahwa keadaan bayinya sehat.
b.        Bayi berada di dada ibu, diselimuti dan dipakaikan topi untuk dilakukan IMD.
c.         Tali pusat sudah dipotong dan dibungkus kasa steril.
Tanggal 15 Januari jam 00.15 Wib
d.        Bb : 2800 gram                 Pb : 50 cm                   Lk/Ld  : 33/34
e.         Salep mata sudah diberikan.
f.              Vit. K dan imunisasi Hepatitis sudah diinjeksikan.
g.        Bayi di gedong  dan diletakan disamping ibu.










CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 16 Januari jam 08.00 Wib
S   : ibu mengatakan bayinya sudah menyusu kuat.
       BAB : 1x            BAK : 2x
       Bayi tidak rewel.
O  : bayi terlihat puas saat menyusu ibu.
      Suhu : 36.90c       pernafasan : 30x/menit
A : Bayi Ny.W umur 1 hari dengan berat lahir 2800 gram, sehat.
P  : Tanggal 16 Januari 2009 jam 08.00 Wib
Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya tanpa     jadwal..
      Berikan informasi kepada ibu tentang ASI Eksklusif.
       Mandikan bayi
I  : Tanggal 16 januari 2009 jam o8.05
      Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya minimal tiap 2 jam.
      Memberikan informasi kepada ibu tentang ASI Eksklusif.
      Memandikan bayi.
E : Tanggal 16 Januari 2009 jam 08.15
     Ibu bersedia memberikan ASI minimal tiap 2 jam.
      Ibu paham dan mampu mengulang manfaat ASI Eksklusif.
      Bayi sudah dimandikan, digedong dan disusui ibu.



PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibandingkan antara teori yang ada tentang bayi baru lahir dan manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir di BPS. Amanah, keden, Pedan. Dalam pembahasan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir ini, penulis membahas sesuai tahapan kebidanan 7 langkah menurut Varney.
1.    Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam memberikan asuhan kebidanan. Pengkajian dibuat secara teliti dan sistematis untuk menegakan diagnosa, masalah dan kebutuhan. Dalam pengkajian, data diambil berdasarkan wawancara dengan  keluarga, observasi dan pemeriksaan.
Dari pengkajian di atas, penulis tidak menggunakan penilaian Apgar Score melainkan hanya mengunakan penilaian selintas yaitu bayi menangis keras dan bergerak aktif. Penilaian selintas digunakan agar lebih efektif dan efisien. Bayi menangis kuat menunjukan bahwa paru-parunya telah bekerja. Dan bayi yang bergerak aktif menunjukan refleknya baik.
Hasil observasi dan pemeriksaan bayi Ny.W sesuai dengan teori menurut Prawiroharjo, sarwono. 2002 tentang tanda-tanda bayi baru lahir normal. Hal ini menunjukan bahwa bayi Ny. W tidak terjadi kegawatan. 
2.    Interpretasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa dan masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang dikumpulkan.
Pada asuhan kebidanan bayi baru lahir ini dapat dirumuskan diagnose Bayi Ny.W lahir dengan berat badan 2800 gram, umur 1 hari lahir spontan, masa kehamilan 40 minggu.  Tidak ditemukan adanya masalah.
Kebutuhan bayi baru lahir adalah lingkungan yang hangat untuk mencegah hipotermi pada bayi. Nutrisi yang cukup untuk mencegah hipoglikemi.
3.    Diagnose potensial
  Diagnose tidak ditegakan karena tidak ada yang menunjukan adanya kegawatan.                   
4.    Tindakan segera
Tindakan segera tidak dilakukan.
5.    Perencanaan
Merencanakan asuhan merupakan penanganan dari diagnosa, masalah dan kebutuhan  yang ada sesuai dengan data yang diperoleh.
Dalam penanganan bayi baru lahir terdapat perbedaan antara teori  Mochtar, Rustam. 1998 dan  asuhan bayi baru lahir di Bps. Amanah diantaranya yaitu tentang perawatan bayi baru lahir.
Menurut Asuhan Persalinan Normal 2008, pembersihan lendir pada mulut, hidung, dan mata saat kepala keluar tidak dilaksanakan lagi karena penghisapan lendir di dalam mulut dapat merusak selaput lendir hidung  dan dapat meningkatkan resiko infeksi pernapasan.
Mengeringkan tubuh bayi tanpa membersihkan vernik akan membantu menghangatkan tubuh. Sedangkan bau cairan amnion pada tangan bayi juga membantu bayi mencari putting ibunya yag berbau sama.
Menurut Mochtar, Rustam. 1998 bayi dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari lumuran darah, air, ketuban, mekonium, dan vernik kaseosa segera setelah lahir. Hal ini berbeda dengan APN 2008 yaitu memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya hipotermia.
Sedangkan menurut Prawiroharjo, Sarwono 2002 bila tali pusat belum puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari, maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan dengan betadin atau alcohol 70 %. Hal ini berbeda dengan penanganan bayi baru lahir menurut APN 2008, yakni  tidak dianjurkan mengoles ataupun menggompres putung tali pusat dengan betadin iodium atau alcohol 70 %. Karena pengunaan antiseptik menyebabkan tali pusat semakin lembab.
7.              Pelaksanaan
        Pada tahap ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan kebidanan dan rencana yang sesuai dengan kebutuhan pada bayi baru lahir
6.    Evaluasi
                     Evaluasi merupakan bagian dari proses asuhan kebidanan untuk melaksanakan penilaian apakah asuhan kebidanan telah tercapai keseluruhan, sebagian atau sama sekali
                        Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir di atas kemudian diperoleh evaluasi bahwa keseluruhan rencana asuhan kebidanan telah tercapai.